Gaya Nongkrong Malam Minggu, Intelek, Beretika Gak Neko-Neko

Minggu, 07 November 2021

Bismillah

 Bismillah

Jumat, 27 Agustus 2010

Holy Quran (3)

185. the month of Ramadân In which was revealed the Qur'ân, a guidance for mankind and clear proofs for the guidance and the criterion (between Right and wrong). so whoever of You sights (the crescent on the first night of) the month (of Ramadân i.e. is present at his home), He must observe Saum (fasts) that month, and whoever is ill or on a journey, the same number [of days which one did not observe Saum (fasts) must be made up] from other days. Allâh intends for You ease, and He does not want to make things difficult for you. (He wants that you) must complete the same number (of days), and that You must magnify Allâh [i.e. to Say Takbîr (Allâhu-Akbar; Allâh is the Most Great) on Seeing the crescent of the months of Ramadân and Shawwâl] for having guided You so that You may be grateful to Him.


Al Baqarah : 185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Subhanalloh, Maha Suci Alloh yang telah Menurunkan Al Quran dengan segala kemuliaan dan keistimewaan :
  1. Diturunkan kepada manusia yang paling mulia diantara milyaran manusia, bahkan dari semua makhluk yang diciptakanNya, yaitu Nabi Muhammad SAW. Paling mulia diantara manusia karena Beliau pernah menjadi imam sholat yang dimakmumi oleh para Nabi dan Rasul sebelumnya di Masjidil Aqsa pada saat Isro’, dan dimuliakan atas seluruh malaikat saat di Sidratul Muntaha di saat Mikroj. Seorang yang paling mulia akhlaqnya, paling adil dalam memimpin ummatnya, paling kasih sayang kepada keluarganya, dan seorang yang paling berpengaruh sepanjang peradaban manusia.
  2. Awal diturunkannya adalah pada malam hari yang paling mulia di antara waktu yang diciptakanNya, di malam yang kebaikannya lebih dari seribu bulan ( setara dengan 30X1000 hari = 30.000 hari ) !
  3. Penulisannya dalam bahasa Arab yang memiliki keunggulan dibanding semua bahasa yang diilhamkanNya kepada manusia. Bahkan atas keMaha-Kuasa-anNya seluruh kalimat yang ada dalam Al Quran semuanya berbahasa Arab, tidak terselip satu kata pun yang berasal dari bahasa lain selain bahasa Arab. Hanyalah huruf huruf bahasa Arab yang sah sebagai huruf huruf yang dipakai melambangkan lafal lafal ayat ayatnya. Dengan huruf huruf itulah Alloh SWT menimbang balasan atas amalan menghafal, membaca, dan mendengarkannya. Dan, atas dasar jumlah ayat yang telah dihafalkan itulah derajat penghuni Al Jannah ditentukan. Subhanalloh...
  4. Al Quran, sejak mulai diturunkan hingga sekarang, Alloh SWT telah menjaga kemurniannya, dengan keMaha-Kuasa-nya, Alloh SWT telah menjaganya dari tangan – tangan yang ingin memalsukannya. Senantiasa ada manusia – manusia yang dikasihinNya yang mampu menghafal seluruh ayat – ayatNya. Ini juga salah satu kemuliaannya, tidak ada satu kitab-pun yang lebih banyak pembacanya dan penghafalnya selain Al Quran.
  5. Kalimat yang tertulis dikehendakiNya dilatunkan dengan irama khusus, dengan tartil. Salah satu tuntunannya telah ditulis oleh para pencinta Al Quran dalam Kitab Tajwid. Al Quran adalah satu satunya kitab yang membutuhkan panduan cara membacanya. Dengan itulah terdengar sangat merdu saat dilantunkan oleh semua lisan manusia, dari semua suku/ras/warna kulit manusia, dari semua kelompok umur manusia (usia belia, dewasa, atau tua). Bahkan, sangat sesuai diperdengarkan dalam segala suasana, tidak hanya saat sholat atau beribadah, tetapi juga saat manusia diliputi kebahagiaan (misal : pesta pernikahan dan menyambut kelahiran) atau saat manusia diliputi kesedihan ( misal waktu sakit atau ditimpa musibah). Selain itu, tidak hanya mereka yang membaca yang dijanjikan pahala, namun juga mereka yang mendengarkannya juga dihadiahi pahala.
  6. Peraturan hidup yang difirmankan Alloh SWT di dalam Al Quran meliputi seluruh bidang kehidupan manusia. Sejak awal diturunkanNya saat Rasulullah SAW menerima wahyu di Gua Hira ( lebih dari seribu tahun yang lalu) hingga saat ini, telah terbukti mampu menjadi inspirasi dan alasan manusia hidup berlandaskankannya untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sangat sempurna dan menyeluruh mencakup semua persoalan hidup manusia. Meliputi : (1) peraturan tentang keimanan dan peribadahan kepada Alloh SWT, (2) norma dan tata kehidupan mengenai interaksi antar manusia dalam aspek keluarga, masyarakat, dan negara/pemerintahan, dan (3) adab dan akhlaq dalam memperlakukan jasad / tubuh yang telah dikaruniakanNya; mengenai makanan, minuman, pakaian, budi pekerti yang semestinya dilekatkan dalam setiap amal kebaikan manusia.
  7. Aturan kehidupan yang dikandung Al Quran, telah disiapkanNya untuk mengatur kehidupan semua manusia. Tidak hanya bagi mereka yang beriman dengan Al Quran dan Alloh SWT yang menurunkannya, tetapi juga mengatur kehidupan mereka yang kufur terhadapnya dan tidak megimani ke-Tuhanan Alloh SWT. Al Quran adalah hudan lil muttaqin dan hudan linnaas. Ketika manusia mentaati aturannya maka selamatlah ia, sebaliknya kalau manusia ingkar dengan tuntunannya maka celakalah ia.
  8. Dan, secara emphiris Al Quran telah mengantarkan berdirinya bangunan masyarakat Islam di bawah naungan pemerintahan Islam. Sejak Rasulullah SAW hijrah ke Madinah dan mendirikan Daulah Islam, saat itulah Al Quran diterapkan sebagai perundang undangan yang mengatur kehidupan warga negara, dan diterapkan kepada yang Mukmin maupun yang kafir. Al Quran-lah yang mengantarkan perubahan yang sangat luar biasa bagi masyarakat Arab dan wilayah wilayah lain yang digabungkan dalam wilayah Islam. Al Quran telah terbukti mengantarkan manusia berada pada peradaban yang cemerlang dan mulia. Hingga saat ini, masih dapat dilihat pengaruh Al Quran dalam kehidupan manusia, bahkan saat manusia tidak lagi memiliki institusi negara yang secara sempurna menegakkannya.
Subhanalloh, Maha Suci Alloh SWT yang telah melimpahkan semua kemuliaan Al Quran, yang tidak mampu dituangkan penulis ( karena keterbatasan ilmu yang kami miliki)

Maka sangatlah aneh dan gegabah adanya pihak pihak yang melecehkan Al Quran, sangatlah sembrono jika ada manusia manusia yang menghina Al Quran. Adakah mereka memiliki Kitab yang lebih mulia dari Al Quran. Atau bahkan ada yang sangat celaka jika ada yang hendak membakarnya karena membecinya, seperti yang akan dilakukan oleh sebuah gereja di Gainesville, Florida mengumumkan akan menyelenggarakan "Hari Membakar Al-Quran Internasional" untuk memperingati 9 tahun serangan 11 September di AS.


Wallohu alam

Edi Sutrisno, Tulungagung, Jumat, 16 Ramadhan 1431 H _ 27 Agustus 2010 M

Kamis, 22 Mei 2008

” Unlimited Time ”

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mere-kapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. ( TQS Al Bayyinah [98] : 7 – 8 )

Kawan, semoga kita tergolong orang – orang yang dijanjikan oleh Alloh SWT, yang akan menda-patkan balasan syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan semoga Alloh SWT menetapkan kita berada di dalamnya kekal selama-lamanya. Amiin.
Kekal adalah abadi, adalah zaman / waktu / tempo / masa yang tak ada batasnya adalah unlimited time ! Subhanalloh. Wallohu’alam.

Semoga kita tergolong orang – orang yang beriman. Kita beriman kepada Alloh SWT, yakin adanya Malaikat Alloh SWT, percaya adanya Nabi dan Rasul Alloh SWT, membenarkan adanya Kitab-Kitab Suci yang telah diturunkan Alloh SWT, yakin atas ketetapan Qodlo dan Qodar Alloh SWT, dan beriman atas adanya Hari Kiamat – Hari Akhirat yang telah ditentukan Alloh SWT.
Semoga kita termasuk orang – orang yang senantiasa beramal saleh. Kita selalu melaksanakan perbuatan dan perkataan yang diperintahkan Alloh SWT. Kita beribadah – menyembah Alloh SWT dengan niatan ikhlas karena Alloh SWT dan dengan tata cara yang sesuai petunjukNya.

Kawan, juga, semoga kita senantiasa termasuk orang – orang yang beruntung, yaitu orang – orang senantiasa melaksanakan aktivitas saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Alloh SWT telah berfirman : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (TQS Al Ashr [103] : 1-3)

Kawan, pada saat kita meneguhkan keimanan dan menghindari kekafiran dan kemusyrikan, maka sesungguhnya kita sedang menuju kepada kebahagiaan abadi yang dijanjikan Alloh SWT. Pada saat kita melaksanakan perintah Alloh SWT dan menjauhi larangan Alloh SWT; sebenarnya kita sedang mengharap keridloanNya, sehingga Dia berkenan menyiapkan tempat yang penuh kenikmatan bagi kita untuk ’masa yang tidak terbatas’. Dan pada saat kita saling menasehati dalam ketaatan dan kesabaran melaksanakan syariatNya, maka sebenarnya kita sedang meraih keberuntungan yang disiapkanNya.

Kawan, benarlah jika dikatakan bahwa bagi seorang mukmin yang senantiasa beramal sholeh maka tiada amalnya yang sia – sia, karena akan dibalasNya dengan syurga ‘Adn. Waktu yang dihabiskan untuk bertaqwa kepada Alloh SWT adalah waktu yang ia miliki, karena akan diganti olehNya. Harta yang ia nafkahkan sesuai perintah Alloh SWT adalah harta yang ia miliki, karena akan diganti olehNya.

Sebaliknya, bagi orang yang tidak beriman, maka waktu yang ia habiskan dan harta yang ia belanjakan di dunia, hanyalah ia miliki di dunia. Karena di akhirat ia akan mendapatkan siksaan, kesusahan, yang tiada akhir, kepedihan yang unlimited time. Naudzublilah min dzalik. Sebagaimana yang telah difirmankan Alloh SWT : Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (TQS Al Bayyinah [98] : 6).

Akhirnya, marilah kita bersemangat untuk meraih keridloan Alloh SWT dan bersungguh – sungguh memanfaatkan waktu dan harta kita dalam mentaatiNya, agar kita dianggap layak olehNya mendapatkan kenikmatan abadi, yang unlimited time, yang telah dijanjikanNya. Amin. ****

Ditulis oleh Edy Sutrisno untuk buletin Buka Hati lembar ke-10 yang diedarkan di aloon-aloon Tulungagung pada tanggal 17 Mei 2008.

Minggu, 04 Mei 2008

The Holy Quran (part 2)

Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji (TQS Ibrahim [14] : 1)

Kawan, alhamdulillah, segala puji kepada Alloh SWT yang telah menurunkan Al Quran sebagai pedoman hidup kita. Kitab yang sangat istimewa. Kitab yang penuh kemuliaan.

Subhanalloh. Al Quran sangat istimewa. Alloh SWT telah memilih Nabi Muhammad SAW sebagai penerima firman Al Quran (dari sekian miliar manusia), Alloh SWT telah memilih bahasa Arab sebagai bahasa Al Quran (dari sekian bahasa yang ada di dunia). Alloh SWT telah memilih kata – kata dan kalimat yang ada di Al Quran (dari ribuan kata dan kalimat yang ada dalam bahasa Arab). Sebagaimana firmanNya : “(Ialah) Al Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa. (TQS Az Zumar [39] : 29)

Kawan, Al Quran sangat mulia. Kalimat – kalimat yang ada dalam ayat – ayat Al Quran adalah kalimat – kalimat yang difirmankan Alloh SWT yang pernah keluar dari lisan Nabi Muhammad SAW, manusia yang paling mulia. Lafadz yang ada pada Surat Al Fatihah, misalnya, adalah lafadz – lafadz yang pernah diucapkan oleh Rasululloh SAW. Dan lafadz – lafadz itu adalah firman Alloh SWT, wahyu Alloh SWT, Dzat yang Menciptakan alam semesta beserta isinya.

Subhanalloh, pada saat kita membaca ayat – ayat Al Quran, maka sebenarnya, pada saat itu kita sedang mengucapkan kata – kata yang pernah diucapkan oleh Rasululloh SAW, pada saat itu kita sedang melantunkan kata – kata yang diperintahkan Alloh SWT untuk kita ucapkan. Saat itu kita sedang beribadah kepadaNya. Sebagaimana firmanNya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguh-nya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (TQS Al ‘Ankabut [29] : 45)

Kawan, pada waktu kita membaca Al Quran, pada saat itu kita melafalkan perintah, larangan, dan berita dari Alloh SWT. Atas perintahNya kita wajib melaksanakan, terhadap laranganNya kita wajib meninggalkan, kepada berita yang disampaikanNya kita wajib mengimaninya. Oleh karena itu marilah kita yakini kebenaran seluruh isi Al Quran. Firman Alloh SWT : "Apakah kalian mengimani sebagian al-Quran dan mengingkari sebagian yang lainnya? Tiada balasan bagi orang-orang yang berbuat demikian di antara kalian selain kenistaan dalam kehidupan dunia, sementara pada hari Kiamat kelak mereka dilemparkan ke dalam azab yang sangat berat.” ( TQS al-Baqarah [2]: 85)

Lalu, sudahkah kita mampu membacanya ? Kalau belum, marilah kita belajar. Kalau sudah bisa membaca, akan lebih baik, jika kita juga membaca terjemahannya, sehingga kita dapat memahami makna yang dikandung dari ayat – ayat yang kita baca.

Bagi yang sudah mampu mengajar membaca Al Quran, marilah kita bagi ilmu kita kepada kawan – kawan kita. Sebagaimana sabda Rasululloh SAW : Orang yang terbaik diantara kalian adalah orang – orang yang mempelajari al Quran dan mengajarkannya. ( HR al-Bukhari dari Ustman bin Affan r.a.)

Akhirnya, semoga Alloh SWT melimpahkan pertolongan dan petunjuk kepada kita. Amin.
Wallohu’alam.***

Ditulis oleh Edy Sutrisno, untuk bahan buletin buka hati yang diedarkan di seputar aloon-aloon tulungagung pada hari sabtu tanggal 3 Mei 2008.

Minggu, 27 April 2008

The Holy Quran

” Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang – orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar ” (TQS Al Isra [17] : 9)

Kawan, apa yang menyebabkan kita percaya adanya surga (al-jannah) dan neraka (an-nar) ? Jawabannya adalah karena kita orang beriman yang memang diwajibkan untuk meyakini adanya surga dan neraka. Lalu, darimana kita mendapat informasi tentang adanya surga dan neraka ? Jawaban yang pasti adalah bahwa kita mengetahui adanya kenikmatan di surga dan adanya siksaan di neraka dari Al Quran (dan dari Hadist Nabi Muhammad SAW).

Kawan, kalau kita percaya surga dan neraka, yang sumber informasinya Al Quran. Maka seharusnyalah kita juga percaya dan yakin pada hal – hal lain yang sumbernya juga dari Al Quran.

Kita harusnya yakin benarnya perintah Alloh SWT agar kita melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, sebagaimana firman Alloh SWT : “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan”
(TQS Al Baqarah [2] : 110).

Kawan, kita juga seharusnya percaya benarnya perintah Alloh SWT agar kita melaksanakan ibadah Puasa Ramadhan, sebagaimana firman Alloh SWT : ”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
(TQS Al Baqarah [2 ]: 183)

Kita juga seharusnya percaya dan yakin atas kebenaran perintah Alloh SWT agar kaum wanita mengenakan jilbab ketika keluar rumah, sebagaimana firman Alloh SWT : ” Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (TQS Al Ahzab [33] : 59)

Kita juga seharusnya percaya dan yakin atas larangan Alloh SWT terhadap perilaku zina dan hal-hal yang mendekati zina, sebagaimana firman Alloh SWT : ” Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (TQS Al Isra’ [17] : 32)

Kita juga seharusnya percaya dan yakin atas larangan Alloh SWT terhadap minuman keras (khamer), perjudian, dan mengundi nasib, sebagaimana firman Alloh SWT: ” Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (TQS Al Maidah [5] : 90)

Kita juga seharusnya percaya dan yakin atas larangan Alloh SWT terhadap harta riba, sebagaimana firman Alloh SWT : ” Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba……” (TQS Al Baqarah [2] : 275)

Kawan, atas semua perintah itu, harusnya kita taat dan mengamalkannya. Atas semua larangan itu, harusnya kita tunduk dan meninggalkannya. Ketidaktaatan kepada Al Quran, hakekatnya adalah ketidakpatuhan kepada yang Menurunkan Al Quran, yaitu Alloh SWT, Dzat yang Menciptakan manusia dan seluruh alam, Dzat yang Memiliki surga dan neraka !

Lalu, atas alasan apa, jika ada manusia yang tidak mau taat pada ayat – ayat Al Quran; padahal dia mengharapkan kenikmatan surga, dan ingin terhindar dari siksa neraka ?. Wallohu’alam. ****

Tulisan ini sebagai bahan buletin Buka Hati yang diedarkan di aloon-aloon pada tanggal 26 April 2008 (untuk edisi cetak sebagian isi diedit guna menyesuaikan dengan kapasitas kolom)

Kawan, Ayo Hadir ! di Acara Fresh Hour“MENGUBAH DUNIA DENGAN HATI”Bedah Buku : Dakwah dengan Cinta - Penulis : Husein Matla Pembicara : Pak Agus Ariadi (a frend to talk), Mas Rahmad (obey creativity club),Pak Khalid Wahyudin (praktisi kaummaya al azhar), Host : Pak Edy Sutrisno ( komunitas ublik)Tempat : di SMPN Kedungwaru 01 TulungagungWaktu : InsyaAlloh tgl. 04 Mei 2008, pukul 08.00- selesai

Senin, 21 April 2008

Please, Help Me, Ya Alloh !

” Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu ”
(TQS Ghafir [40]: 60)

Kawan, marilah kita mengingat kembali, bahwa adakah satu masa dalam hidup kita yang terjadi tanpa CAMPUR TANGAN Alloh SWT, Dzat Maha Pencipta ? Jawabanya tentu tidak ada. Setiap detik yang kita alami dalam hidup ini semuanya pemberian Alloh SWT, mulai kita lahir hingga saat ini, tanpa harus kita minta, Alloh SWT telah memberi. Maka sudah sepantasnya jika kita minta tolong kepada Alloh SWT untuk segala urusan dan apa kita inginkan. Kita sering minta tolong kepada orang lain, tapi jarang minta tolong kepada Alloh SWT.

Namun, sunnatullah, lazimnya, untuk mendapatkan apa yang kita minta, kita seharusnya menyiapkan media sebagai sarana terkabulkannya permintaan kita. Analoginya, saat kita minta uang saku (sangu) saat hendak berangkat sekolah, kita diharuskan menggerakkan tangan (ngatung) untuk menerimanya. Maka demikian pulalah jika kita mohon kepadaNya, maka siapkan ikhtiar yang menjadi perantara diberikanNya apa yang kita minta. Tentunya ikhtiar yang dibenarkan olehNya.

Andai ada Kawan yang ingin lulus ujian, maka marilah kita mohon kepadaNya, semoga Alloh SWT memberikan kemudahan dan lulus dalam ujian, tentunya dengan diiringi belajar yang rajin, dengan harapan Alloh SWT memberikan ingatan dan pemahaman sehingga dengan itu kita dimudahkanNya saat ujian. Amin. Sebaliknya, marilah kita hindari berbuat curang, semisal mencontek atau ”ngrepek”, yang bisa jadi kita juga akan lulus, tetapi jauh dari keberkahanNya.

Andai ada Kawan yang ingin mendapatkan kesempatan belajar lagi, seusai lulus sekolah, maka marilah kita bermohon kepadaNya, semoga Alloh SWT melapangkan rizki yang halal dan berkah kepada orang tua kita dan kepada kita, sehingga rupiah yang kita butuhkan akan dicukupiNya, dan dapat kita manfaatkan untuk keperluan belajar di sekolah yang kita inginkan. Amin. Sambil, kita iringi ikhtiar mencari rizki dengan bekerja yang halal, dan kita hindari pekerjaan yang diharamkanNya.

Andai ada Kawan yang ingin mendapatkan kesuksesan dan kemudahan mendapatkan rizki, maka marilah kita bermohon kepadaNya, semoga Alloh SWT mengabulkan. Sembari kita iringi serangkaian ikhtiar, misal dengan mengikuti kursus-kursus keterampilan, atau belajar berwirausaha. Dengan harapan Alloh SWT melimpahkan kesuksesan dan kemudahan melalui keterampilan atau ikhtiar yang kita lakukan. Amin.

Andai ada Kawan yang ingin mendapatkan pendamping/pasangan hidup yang sholeh atau sholikah. Maka marilah kita bermohon kepadaNya. Dan kita pun berusaha menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah, dan senantiasa berusaha bergaul dengan orang – orang yang sholeh. Pada saat yang sama, kita hindari pergaulan yang diharamkan Alloh SWT. Semoga dengan kesungguhan kita menjaga kepribadian dan pergaulan kita, menyebabkan Alloh SWT ridlo dan berkenan mengabulkan doa kita, dan mempertemukan kita dengan pribadi sholeh/sholihah yang kita maksud. Amin.

Kawan, namun demikian, apapun doa kita, maka kita serahkan sepenuhnya keputusannya kepada Alloh SWT. Karena yang paling tahu atas hakikat apa yang kita butuhkan.

Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa kepada Alloh dengan suatu doa yang di dalamnya tidak dosa dan memutuskan silahturahmi, kecuali Alloh akan memberinya salah satu dari tiga perkara, yaitu bisa jadi Alloh akan mempercepat terkabulnya doa itu saat di dunia; atau Alloh akan menyimpan terkabulnya doa di akherat kelak, dan bisa jadi Alloh akan memalingkan keburukan darinya sesuai dengan kadar doanya. Para sahabat berkata. ”Kalau begitu kami akan memperbanyak doa ” Rasululloh SAW bersabda, “ Alloh akan lebih banyak lagi (mengabulkannya). (HR Ahmad, al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad)

Akhirnya, tidaklah berlebihan jika kita mengucap ”Please, help me, Ya Alloh”. Dan, biarkan Alloh SWT CAMPUR TANGAN atas urusan kita. Amin. Wallohualam***

Tulisan ini sebagai bahan buletin Buka Hati lembar ke 07 yang disebarkan di alon-alon Tulungagung pada hari sabtu tanggal 19 April 2008.

Kamis, 17 April 2008

True Love !

True Love !
”Tidak beriman salah seorang diantara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya.” (HR Muttafaq ‘alaih)
”Ada tiga perkara, siapa yang memilikinya ia telah menemukan manisnya iman : (1) orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih daripada yang lainnya; (2) orang yang mencintai seseorang hanya karena Allah; (3) orang yang tidak suka kembali pada kekufuran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka.” (HR Muttafaq ‘alaih)

Kawan, salah satu pertanyaan yang disampaikan kepada kami saat nongkrong di alon-alon, apa tujuan kegiatan komunitas ublik ? Atas pertanyaan itu, perkenankan kami menjawab. Apa yang kami lakukan ini adalah dalam rangka melaksanakan seruan yang ada di hadist di atas. Apa hubungannya ? Jelas ada dong ! Kami Muslim, Kawan juga seorang Muslim, padahal sesama Muslim adalah bersaudara. Makanya kami mencintai Kawan sebagai sesama ”penyuka” nongkrong yang beragama Islam ! Sesama Muslim !

Kami berusaha agar mendapatkan manisnya Iman. Dan kami pun ingin mengajak Kawan agar juga berusaha merasakan manisnya Iman. Kami berusaha menaati perintah Alloh SWT dan berusaha menjauhi larangan Alloh SWT. Dan kami merasakan bahagianya dalam ketaqwaan kepada Alloh SWT. Maka kami pun ingin Kawan dapat menikmatinya juga.

Selain alasan di atas, kami juga ingin mengajak Kawan membiasakan sikap untuk saling tausiyah, saling menasehati. Sebab, sebagai bukti kecintaan sesama Muslim adalah saling menasehati.

Adalah salah besar, jika kecintaan kita kepada teman, dimaknai dengan bersikap berdiam diri atas penyimpangan, atau kesalahan yang dilakukan teman dan sahabat kita. Adalah sangat keliru, jika kita enggan menegur atau menasehati meski perbuatan sahabat kita itu melanggar aturan Alloh SWT dan Rasululloh SAW. Adalah kedloliman yang nyata, jika kita mengikuti ajakan teman untuk bermaksiat kepada Alloh SWT, dengan alasan ”sungkan” dengan teman kita. Padahal pada kesempatan lain, kita tidak pernah merasa ”sungkan” untuk menolak ajakan teman kita mengikuti kajian Islam. Maka, kita harus berani menolak ajakan minum khamr, dan seharusnya kita juga berani mengingatkannya atas keharaman khamr dan keharusan untuk meninggalkannya, dan bahaya atas dosa yang ditimbulkannya. Maka, dengan demikian, semoga kita akan mendapatkan banyak imbalan pahala, yaitu : (1) atas meninggalkan perbuatan yang diharamkan Alloh SWT, (2) atas nasehat amar ma’ruf nahi munkar, dan (3) atas kesungguhan kita melindungi teman kita dari perbuatan yang diharamkan, sebagai bukti kecintaan kita kepada teman kita. Wallohua’lam. Sebaliknya jika kita mengikuti ajakan maksiatnya, maka kita pun berdosa atas kedloliman kita, dan teman kita pun mendapatkan tambahan dosa dari perbuatan kita, tanpa mengurangi dosa kita. Naudzubillah.

Maka marilah kita tanamkan keberanian untuk menolak ajakan teman untuk berbuat maksiat. Pada awalnya mungkin muncul rasa tidak enak, takut, sungkan, atau ragu - ragu. Marilah kita niatkan bahwa penolakan kita semata – mata karena Alloh SWT. Jangan takut dengan celaan teman kita.

Tentunya kita telah memahami, bahwa kebersamaan kita dengan teman-teman kita dalam kemaksiatan tidak akan dapat menyelamatkan kita dari siksa nerakaNya. Naudzubillahi min dzalik. Semoga Alloh SWT menjauhkan kita dari hal yang demikian.

Di antara wasiat – wasiat (pesan – pesan) Rasulullah SAW adalah : ” Jangan takut berada di jalan Allah terhadap celaan orang yang suka mencela. ” Aku berkata, ”Tambah lagi yang Rasulullah.” Beliau melanjutkan pesannya : ” Katakanlah apa yang hak meskipun akibatnya terasa pahit.” (HR Ibnu Hiban)

Dan, seharusnya sebagai bukti cinta kita pada teman sesama Muslim, pada saat ada teman kita yang mengajak kepada kebaikan, mengajak kepada ketaqwaan kepada Alloh SWT; kita menyambutnya dan mengikutinya. Semoga dengan itu, kita mendapatkan pahala atas amal shalih kita, dan juga teman kita pun akan mendapatkan tambahan pahala dari amal kita, (tanpa mengurangi pahala amal kita). Wallohualam***

Tulisan ini sebagai bahan buletin Buka Hati lembar ke 07 yang disebarkan di alon-alon Tulungagung pada hari sabtu tanggal 19 April 2008.

Majalah Keluarga Islami Tulungagung Ayo! Ubah wajah dunia dengan Islam