Gaya Nongkrong Malam Minggu, Intelek, Beretika Gak Neko-Neko

Kamis, 17 April 2008

True Love !

True Love !
”Tidak beriman salah seorang diantara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya.” (HR Muttafaq ‘alaih)
”Ada tiga perkara, siapa yang memilikinya ia telah menemukan manisnya iman : (1) orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih daripada yang lainnya; (2) orang yang mencintai seseorang hanya karena Allah; (3) orang yang tidak suka kembali pada kekufuran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka.” (HR Muttafaq ‘alaih)

Kawan, salah satu pertanyaan yang disampaikan kepada kami saat nongkrong di alon-alon, apa tujuan kegiatan komunitas ublik ? Atas pertanyaan itu, perkenankan kami menjawab. Apa yang kami lakukan ini adalah dalam rangka melaksanakan seruan yang ada di hadist di atas. Apa hubungannya ? Jelas ada dong ! Kami Muslim, Kawan juga seorang Muslim, padahal sesama Muslim adalah bersaudara. Makanya kami mencintai Kawan sebagai sesama ”penyuka” nongkrong yang beragama Islam ! Sesama Muslim !

Kami berusaha agar mendapatkan manisnya Iman. Dan kami pun ingin mengajak Kawan agar juga berusaha merasakan manisnya Iman. Kami berusaha menaati perintah Alloh SWT dan berusaha menjauhi larangan Alloh SWT. Dan kami merasakan bahagianya dalam ketaqwaan kepada Alloh SWT. Maka kami pun ingin Kawan dapat menikmatinya juga.

Selain alasan di atas, kami juga ingin mengajak Kawan membiasakan sikap untuk saling tausiyah, saling menasehati. Sebab, sebagai bukti kecintaan sesama Muslim adalah saling menasehati.

Adalah salah besar, jika kecintaan kita kepada teman, dimaknai dengan bersikap berdiam diri atas penyimpangan, atau kesalahan yang dilakukan teman dan sahabat kita. Adalah sangat keliru, jika kita enggan menegur atau menasehati meski perbuatan sahabat kita itu melanggar aturan Alloh SWT dan Rasululloh SAW. Adalah kedloliman yang nyata, jika kita mengikuti ajakan teman untuk bermaksiat kepada Alloh SWT, dengan alasan ”sungkan” dengan teman kita. Padahal pada kesempatan lain, kita tidak pernah merasa ”sungkan” untuk menolak ajakan teman kita mengikuti kajian Islam. Maka, kita harus berani menolak ajakan minum khamr, dan seharusnya kita juga berani mengingatkannya atas keharaman khamr dan keharusan untuk meninggalkannya, dan bahaya atas dosa yang ditimbulkannya. Maka, dengan demikian, semoga kita akan mendapatkan banyak imbalan pahala, yaitu : (1) atas meninggalkan perbuatan yang diharamkan Alloh SWT, (2) atas nasehat amar ma’ruf nahi munkar, dan (3) atas kesungguhan kita melindungi teman kita dari perbuatan yang diharamkan, sebagai bukti kecintaan kita kepada teman kita. Wallohua’lam. Sebaliknya jika kita mengikuti ajakan maksiatnya, maka kita pun berdosa atas kedloliman kita, dan teman kita pun mendapatkan tambahan dosa dari perbuatan kita, tanpa mengurangi dosa kita. Naudzubillah.

Maka marilah kita tanamkan keberanian untuk menolak ajakan teman untuk berbuat maksiat. Pada awalnya mungkin muncul rasa tidak enak, takut, sungkan, atau ragu - ragu. Marilah kita niatkan bahwa penolakan kita semata – mata karena Alloh SWT. Jangan takut dengan celaan teman kita.

Tentunya kita telah memahami, bahwa kebersamaan kita dengan teman-teman kita dalam kemaksiatan tidak akan dapat menyelamatkan kita dari siksa nerakaNya. Naudzubillahi min dzalik. Semoga Alloh SWT menjauhkan kita dari hal yang demikian.

Di antara wasiat – wasiat (pesan – pesan) Rasulullah SAW adalah : ” Jangan takut berada di jalan Allah terhadap celaan orang yang suka mencela. ” Aku berkata, ”Tambah lagi yang Rasulullah.” Beliau melanjutkan pesannya : ” Katakanlah apa yang hak meskipun akibatnya terasa pahit.” (HR Ibnu Hiban)

Dan, seharusnya sebagai bukti cinta kita pada teman sesama Muslim, pada saat ada teman kita yang mengajak kepada kebaikan, mengajak kepada ketaqwaan kepada Alloh SWT; kita menyambutnya dan mengikutinya. Semoga dengan itu, kita mendapatkan pahala atas amal shalih kita, dan juga teman kita pun akan mendapatkan tambahan pahala dari amal kita, (tanpa mengurangi pahala amal kita). Wallohualam***

Tulisan ini sebagai bahan buletin Buka Hati lembar ke 07 yang disebarkan di alon-alon Tulungagung pada hari sabtu tanggal 19 April 2008.

Majalah Keluarga Islami Tulungagung Ayo! Ubah wajah dunia dengan Islam