Manusia ingin hidup bahagia, maka Islam hadir dengan membawa kebahagiann. Kalau kita senantiasa taat pada ajaran Islam, mungkinkah kita bisa merasa bahagia ? Jawabannya, ’tidak mungkin’, tetapi PASTI. Malah insyaAlloh kita akan bahagia di dunia dan diakhirat.
Riilnya, kawan – kawan kita yang tinggal pesantren; yang setiap harinya taat beribadah, dan harus mengikuti taklim; ternyata mereka pun bisa bahagia, mereka tetap bisa tersenyum ceria, tetap bisa happy.
Kawan – kawan putri yang mengenakan jilbab tetap bisa enjoy, bisa menikmati hidupnya sebagai remaja.
Sebagian dari kita rajin mengikuti taklim, mengaji ilmu – ilmu Islam, belajar membaca Al Quran, rajin melaksanakan sholat wajib dan sunnah; ternyata mereka pun bisa bahagia.
Sebagian dari kita ada yang memilih tidak berpacaran sebelum menikah, karena menganggap pacaran adalah perbuatan mendekati zina yang diharamkan Alloh. Alhamdulillah mereka pun bisa menikah dan hidup bahagia bersama keluarganya, hingga sekarang.
Sebaliknya, apakah dengan dugem, kawan pasti bahagia. Apakah dengan ngebut, dengan merajai jalanan kawan bisa merasakan bahagia ? Kalau toh kawan bahagia, mungkin akan sebentar, bahkan bisa jadi menyebabkan yang lain menderita. Sebab mungkin di jalan ada orang – orang sepuh yang ketakutan, karena kawatir tertabrak sepeda motor yang kawan kendarai. Atau ada pengguna jalan lainnya yang tidak merasa nyaman dengan ulah kita. Apakah layak kita merasa happy dan yang lainnya merasa terganggu ?
Ataukah, dengan meneriaki remaja lain, bahkan dengan mengolok atau mengumpati mereka, apakah kita akan mendapatkan kebahagiaan. Apakah, kawan juga ridlo / rela seandaikan diperlakukan yang sama.
Mungkin ada kawan yang masih suka menggoda remaja putri yang lewat. Kawan, relakah adik atau kakak Anda digoda ? Ingatlah bahwa mereka pasti punya ayah dan ibu yang tidak ridlo putrinya dilecehkan, atau mungkin juga punya kakak atau adik yang juga tidak rela jika saudaranya diperlakukan yang demikian.
Mungkin ada yang berpendapat, kenapa ngurusi urusan orang lain. Ini kan hak asasi. Sehingga mau apa saja terserah kawan sendiri, ’ini tubuh – tubuh saya sendiri, terserah saya mau berbuat apa’. Apakah memang demikian, padahal faktanya tubuh ini bukan milik kita. Kalau benar milik kita, kenyataan tubuh ini bisa sakit padahal kita tidak ingin sakit. Dulu, kita lahir bukan atas kehendak kita, sehingga kita tidak bisa memilih lahir ibu dan bapak siapa, kita tidak bisa memilih lahir pada hari dan tanggal kapan. Jadi nyatalah tubuh dan kehidupan yang kita miliki bukan milik kita, tapi pemberian dari Alloh SWT yang Menciptakan kita.
Alloh SWT yang menciptakan kita, maka Alloh SWT – lah yang paling yang paling baik untuk kita. Alloh SWT Maha Mengetahui kita butuh hidup bahagia, maka Alloh SWT turunkan perintahNya agar bisa mendapatkan kebahagiaan, dan Alloh SWT turunkan laranganNya agar bisa terhindar dari kesusahan. Oleh karena itu, wajarlah jika harus terikat pada aturan yang dibuat untuk kita oleh Alloh SWT.
Apakah dengan kita tidak melanggar ajaran Islam ada jaminan bahwa kita akan mendapatkan kebahagiaan ? Atau dengan kita menjadi remaja yang sholeh, yang mentaati Islam, mengamalkan akhlaq islamy; kita akan selalu merasa susah ?
Kawan, marilah kita sejenak merenung. InsyaAlloh kita pun bisa bahagia dengan senantiasa bersama Alloh SWT, senantiasa mentati aturan – aturan Alloh SWT. Karena Alloh SWT –lah yang maha pemberi perasaan bahagia. So, don’t worry be happy.
Selasa, 25 Maret 2008
With Islam, Don’t Worry be Happy
Diposting oleh oeblikawula di 08.59
Label: Buletin Buka Hati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comment Form under post in blogger/blogspot